TumpangSari Jagung dengan Kacang Panjang merupakan suatu cara untuk meningkatkan lahan kering.Dalam praktikum ini mengamati mengenai pengaruh populasi
Perlakuanyang dicoba adalah pengaturan proporsi populasi kacang tanah dan jagung secara tumpang sari dimana monokultur kacang tanah dengan populasi 125.000 tanaman/ha dan populasi monokultur jagung dengan populasi 62.500 tanaman/ha.Jagung ditanam tiga minggu setelah tanam kacang tanah dengan populasi sesuai dengan perlakuan.
monokultur dapat juga di tanam secara tumpang sari. Pada lahan kering, kacang hijau sering ditanam secara tumpang sari dengan jagung atau tanaman ubi kayu (Suprapto, 2004). Sistem tanam tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan memanfaatkan dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda dalam satu
B Teknik PenanamanDisawah irigasi penanaman tumpang sari jagung dan kacang tanah ditanam pada musimkemarau . 1. Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung
pangan(padi gogo, jagung dan kacang tanah). Benih tanaman pangan yang digunakan adalah padi gogo varietas local, jagung varietas Bisi-2 dan kacang tanah varietas local. Penanaman padi gogo Monokultur jagung 11,26 Tumpang sari kacang tanah-jarak pagar 4,96 0,57 Monokultur kacang tanah 8,66 Tumpang sari jarak pagar di padi gogo 0,05 1,4
Catharina. 2009). Terdapat interaksi kacang tanah dan jagung yang ditanam secara tumpang sari terhadap tinggi tanaman jagung. jumlah daun jagung. dan bobot 100 biji kacang tanah
Suhuoptimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
a Mensosialisasikan budidaya polikultur terutama tumpang sari jagung-kacang tanah b. Mensosialisasikan dan mendemokan pembuatan pupuk organik Cendawan Mikoriza Arbuskula c. Pembuatan demplot tumpang sari jagung - kacang tanah. 9. Kondisi mendasar pada khalayak sasaran (uraikan lebih dari 50 kata, tekankan pada manfaat yang diperoleh)
8F1V. ArticlePDF AvailableAbstract and Figuresp>One way intentification food plant by intercropping systems. This study aims to determine effect differences in yield and find out what varieties maize growth and provide the best yield of intercropping maize varieties grown peanuts when planted in Additive Series. The study is based on Randomized Complete Block Design RCBD, with one factor of maize varieties V with four replications. V01 Kancil monoculture peanut varieties, V02 monoculture Bisma corn varieties, V1-V6 multiple varieties of maize cropping pattern Kancil peanut varieties V1 Arjuna maize varieties, V2 Bisma corn varieties, V3 maize varieties Lamuru, V4 maize varieties Srikandi Putih, V5 Sukmaraga corn varieties, and V6 maize varieties Gumarang. Analysis was performed by F test level 5 % and if the significant difference was followed by Duncan Multiple Range Test DMRT level 5%. The yield tend to be highest in groundnut V6 of tons/ha and corn V4 of tons/ land in North Maluku is potential to implement polyculture farming. Corn and soybeans are food commodities that can be used as intercrops among coconut stands to increase farmers' income. The purpose of this study was to determine the feasibility of land productivity and farming of polycarbonate systems under coconut stands as well as farmers' preferences for cultivation technology innovation. The research was carried out from May to October 2018 on coconut land owned by farmers in Bumirestu Village, East Halmahera Regency, North Maluku. The study applied integrated crop management PTT of corn and soybeans under coconut stands using VUB and fertilizer treatment. The analysis was used to answer the objectives, namely the calculation of land equality ratio LER, RC ratio, and farmers' perceptions. The results showed that coconut-corn intercropping increased 92% of the efficiency of land productivity with a value of LER Intercropping of soybeans increases 76% of land productivity efficiency with a LER value of The increase in profits of coconut farming from the intercropping pattern of coconut - corn is Rp. 7,495,800/harvest with R/C while from the intercropping pattern of coconut - soybean is Rp. 4,402,000/harvest with an R/C value of Farmers' perceptions of technological innovations overlapping corn-coconut and coconut-soybean showed a positive perception. Farmers assume that technological innovations in intercropping corn-soybeans under coconut stands are beneficial, in accordance with the values and needs of the community, have low complexity, are easy to implement, and the results are significant. ABSTRAK Lahan kering kelapa di Maluku Utara berpotensi untuk penerapan usahatani polikultur. Jagung dan kedelai merupakan komoditas pangan yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman sela di antara tegakan kelapa untuk meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan produktivitas lahan dan usahatani sistem polikutur di bawah tegakan kelapa serta preferensi petani terhadap inovasi teknologi. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei-Oktober Tahun 2018 di lahan kelapa milik petani di Desa Bumirestu, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Penelitian menerapkan pengelolaan tanaman terpadu PTT jagung dan kedelai di bawah tegakan kelapa dengan menggunakan varietas unggul baru VUB dan perlakuan pupuk. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan yaitu perhitungan nisbah kesetaraan lahan NKL, RC ratio, dan persepsi petani. Hasil penelitian menunjukkan tumpang sari kelapa-jagung meningkatkan 92% efisiensi produktivitas lahan dengan nilai NKL 1,92. Tumpang sari kelapa-kedelai meningkatkan 76% efisiensi produktivitas lahan dengan nilai NKL 1,76. Peningkatan keuntungan usahatani kelapa dari pola tumpang sari kelapa – jagung sebesar Rp. dengan R/C 1,89 sedangkan dari pola tumpang sari kelapa – kedelai sebesar Rp. dengan nilai R/C 1,55. Persepsi petani terhadap inovasi teknologi tumpang sari jagung-kelapa dan kedelai-kelapa menunjukkan persepsi yang positif. Petani mengganggap bahwa inovasi teknologi tumpang sari jagung-kedelai di bawah tegakan kelapa menguntungkan, sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat, memiliki kerumitan yang rendah, mudah diterapkan, dan hasilnya signifikan