Basarnasevakuasi nelayan korban kecelakaan di Laut Natuna. Senin, 11 Juli 2022 1:19. Menag mencukur rambut petugas haji usai lontar jumrah. Senin, 11 Juli 2022 0:46 Polda Kalbar sita dua alat berat di lokasi tambang emas ilegal di Bengkayang Baca juga: Forkopimda Bengkayang soroti pentingnya upaya penanganan tambang ilegal
Paser Seorang operator alat berat jenis D85E-SS (Bolldozer) PT Paser Buen Kesong (PBK) diduga tewas dalam kecelakaan kerja di tambang batu bara lahan konsesi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Kendilo Coal Indonesia (KCI) di Desa Lolo, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser pada Jumat (10/6/2022).. Dia
Utomo Untung Budi and Sufyan, Hidayatus and Hidayat, Indar and Musaid, Farhananto Ilman and Rohman, Adin Nur and , Umi Fadlilah, S.T., M.Eng. (2022) Automatic Stop Brake Control System Prototype Pada Alat Berat Pertambangan Dengan Human Image Detection System Sebagai Upaya Mencegah Kecelakaan Kerja.
Source: Google Image. Selain cidera berat dan kecelakaan yang berakibat fatal, Peristiwa Berbahaya juga wajib dilaporkan oleh Kepala Teknik Tambang kepada Kepala Inspektur Tambang sesegera mungkin.Pada pasal 44 Kepmen 555K Tahun 1995 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja disebutkan beberapa jenis peristiwa berbahaya, yaitu :
Beberapapenelitian menemukan kalau dari segi tejadinya kecelakaan kerja alat berat terkait tindakan yang tidak aman yaitu : a. Mengebut. b. Ketika mundur. c. Kesalahan pada pijakan trasmisi. d. Pengoperan perseneling di pendakian. Mengebut (ugal-ugalan), hal semacam ini terjadi pada saat mengopersikan alat yang di sebabkan oleh target
LihatJuga. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di Areal Penambangan Batu Kapur pada Pt. Sumbar Calcium Pratama oleh: Hidayat, Rezki, et al. Terbitan: (2018) ; Pengaruh Jarak Angkut dan Grade Jalan Terhadap Biaya Operasional Alat Angkut dari Front Penambangan Menuju Dumping Area untuk Efisiensi Biaya Produksi pada Penambangan Batu Kapur Bulan
6 Pelindung Pendengaran. Pelindung pendengeran termasuk ke dalam bagian dari APD penting yang berguna untuk kesehatan dan keselamatan jangka panjang para pekerja tambang. Ini dikarenakan peralatan pertambangan, mesin berat, kendaraan, dan bahan peledak di area terbatas seperti bawah tanah dapat menghasilkan tingkat kebisingan yang
90 kecelakaan kerja dan merupakan kontributor utama bagi terjadinya kecelakaan kerja. Di tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia, kecelakaan pada alat berat bergerak merupakan ‘top risk # 1’ dimana angka kejadiannya tinggi. Faktor penyebab kecelakaan tersebut seringkali
2BcTi. Pekerja dengan pengalaman kerja kurang dari tiga tahun paling banyak menjadi korban,Pekanbaru ANTARA - Kepala Inspektur Tambang Indonesia Sri Raharjo menyatakan ada 24 pekerja yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di pertambangan mineral dan batubara minerba di Tanah Air selama tahun 2019. "Pada 2019 kecelakaan 62 persen di tambang mineral. Yang mati di tambang batubara ada sembilan, dan 15 di tambang mineral," kata Sri Raharjo yang juga Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba Kementerian ESDM, pada Forum Kepala Teknik Tambang dan Inspektur Tambang Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis. Baca juga Polres Garut dalami kasus kecelakaan kerja di jalur rel kereta api Ia mengatakan sejak 2018 jumlah kecelakaan pada pertambangan mineral lebih banyak dibandingkan pertambangan batubara. Kondisi pada tahun 2019 pertambangan mineral mengungguli pertambangan batubara pada setiap kategori kecelakaan. Total kecelakaan kerja di tambang mineral ada 90 kasus, dan di tambang batubara ada 67 kasus. Dari jumlah tersebut, kecelakaan maut di tambang minerba menghilangkan 15 nyawa pekerja, sedangkan kasus kematian di tambang batubara ada sembilan orang tewas. Baca juga TKW korban kecelakaan kerja di Arab Saudi akhirnya tiba di Sukabumi Kecelakaan berat di tambang mineral ada 55 kasus, sedangkan di batubara 50 kasus. Sedangkan kasus kecelakaan ringan ada 20 kasus di tambang mineral, dan delapan kasus di tambang batubara. Baca juga Pekerja migran asal Magetan alami kecelakaan kerja di Taiwan Ia mengatakan perusahaan jasa pertambangan memiliki andil yang signifikan dalam terjadinya kecelakaan tambang, yakni 79 persen kontraktor dan empat persen subkontraktor. "Pekerja dengan pengalaman kerja kurang dari tiga tahun paling banyak menjadi korban," katanya. Kondisi tidak aman yang paling sering menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah alat atau sistem pengaman yang tidak ada, tidak lengkap, dan tidak berfungsi dengan baik. Jumlahnya mencapai 19 persen dari total kecelakaan. Selain itu ada kondisi lereng kritis menjadi penyebab kecelakaan, yakni mencapai 14 persen. Kemudian tindakan tidak aman yang paling sering memicu terjadinya kecelakaan adalah bekerja dengan posisi tidak benar 22 persen, dan tidak mengikuti prosedur kerja 17 persen. Kepala Seksi Keselamatan dan Pertambangan Ditjen Minerba, Dwinanto Herlambang ST tengah pada Forum Kepala Teknik Tambang dan Inspektur Tambang Provinsi Riau, di Pekanbaru, Kamis 30/1/2020 ANTARA/FB Anggoro Ia menambahkan perusahaan tidak bisa hanya menyediakan alat keselamatan dan alat pelindung diri APD lalu mengharapkan kecelakaan kerja bisa nihil. Penyediaan APD dan alat keselamatan seharusnya berada pada urutan paling akhir dalam hirarki manajemen risiko. Herlambang mengatakan urutan paling atas adalah rekayasa teknik, kemudian administrasi berupa pemilihan tenaga kerja kompeten, pengaturan jam kerja, rambu-rambu keselamatan, rotasi kerja, pembatasan jam kerja, penempatan orang dan penempatan tugas. Selain itu, perlu ada praktek kerja berupa prosedur kerja yang sesuai standar, cara kerja dan pelatihan. "Perusahaan jangan hanya bisa berpesan ke pekerja, jangan lupa APD saja jangan sampai celaka. Itu tidak akan jadi jaminan," kata FB AnggoroEditor Heru Dwi Suryatmojo COPYRIGHT © ANTARA 2020
Kompas TV video vod Kamis, 9 Maret 2023 1800 WIB RIAU, - Dua pekerja perusahaan kapal, di kawasan PT Alusteel Shipyard, Tanjung Ucang, Batam, Kepulauan Riau, meninggal dunia, setelah tertabrak buldozer di area perusahaan. Dari rekaman video CCTV, dua pekerja sedang berbincang di dekat mobil pick up yang diduga mogok di area kawasan galangan kapal, Tanjung Ucang, Batam, Kepulauan Riau. Baca Juga Update Korban Longsor Natuna, BNPB 21 Orang Tewas, 33 Korban Lainnya Masih Dicari Namun saat buldozer berwarna kuning melintas, tiba-tiba tidak kuat melaju, di jalur tanjakan. Alat berat ini justru melaju turun, dan menabrak kedua pekerja dan mobil. Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan, diduga ada kesalahan dan kelalaian operator, sehingga merenggut nyawa orang lain. Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Abstract Each did a job in the workplace, a person or a group of workers at risk of an accident or occupational disease. Human error was the cause of 80 % to 90 % of workplace accidents and is a major contributor to accidents. In underground mines PT. Freeport Indonesia, mobile heavy equipment accident at a 'top risk 1' where a high number of events. Factors causing these accidents are often associated with human failure was an indication of human error. Human error is also related to human factors occurs in a series of stages that include threats as a latent failure, situation awareness and action error as well as an active failure. The purpose of this study was to identified the main factors causing human errors that contributed to the incidence of accidents in the mobile heavy equipment operators at underground mines of PT. Freeport Indonesia. This research was an explanatory research with cross sectional and longitudinal retrospective study to investigate used a Human Factors Investigation Tool HFIT. The number of samples in this study were 35 respondents. The results of this research conducted is a major factor in the discovery of each of these elements. Elements of occupational factors on threats approved by 24 operators 69%, the detection and perception of the elements of situation awareness experienced by 19 operators 54%, and the timing error of the action elements committed by the 19 operators 54%. The statistic results with chi-square test indicates these three factors did not have a meaningful relationship, but has influences from one to another. Based on these findings, it is suggested that short- term improvements to give the referrals about safety to the workers and the long-term improvement is to create an integrated system to reduce it